LAPORAN PENDAHULUAN “HYPERTENSI”
LAPORAN PENDAHULUAN
“HYPERTENSI”
1. DEFINISI
·
Hypertensi adalah tekanan darah sistolik (TDS) >
140 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg. (Depkes RI, 1990, hal 19)
·
Hypertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri
melebihi normal dan kenaikan ini bertahan :
18 – 25 tahun 110/90mmHg
26 – 40 tahun 110/90mmHg
40 – 60 tahun 130/100mmHg
60 – 70 tahun 140/100mmHg
(Silvia
A Price & Lorraine M.Wilson. 1995, hal 533)
2. KLASIFIKASI
HYPERTENSI
·
Klasifikasi Hypertensi dibedakan berdasarkan
tingginya TD, Derajat kerusakan organ dan etiologinya.
·
Klasifikasinya berdasarkan tingginya TD pada
penderita usia > 18 tahun ke atas
Kategori
|
TDD (mmHg)
|
TDS (mmHg)
|
Normal tinggi
Hypertensi
Tingkat I
(ringan)
Tingkat II
(sedang)
Tingkat III
(berat)
Tingkat IV
(sangat berat)
|
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
110 – 119
> 120
|
< 130
130 – 139
140 – 159
160 – 179
180 – 209
> 210
|
·
Makin tinggi TD, makin besar resiko untuk
mengalami komplikasi yang fatal dan non fatal
Resiko
Komplikasi pada setiap tingkat hypertensi ini meningkat beberapa kali lipat,
bila telah terdapat organ sasaran (target organ disease = TOD), misalnya:
hypertropy vertikal kiri, serangan iskemia selintas (TIA), gangguan fungsi
ginjal, atau perdarahan retina.
Berdasarkan
etiologinya hypertensi dibagi:
1.
Hypertensi primer
·
Etiologinya tidak jelas
·
Lebih dari 90% kasus hypertensi esensial
·
Penyebab hypertensi esensial adalah:
Multifaktor,
terdiri dari faktor genetik dan lingkungan (makan garam/natrium), stres psikis
dan obesitas.
2.
Hypertensi sekunder
·
Prevalensi sekunder 5 – 8% dari seluruh
penderita hypertensi
·
Disebabkan oleh:
-
Penyakit ginjal (hypertensi renal)
-
Penyakit endokrin (hypertensi endokrin)
-
Obat-obatan: kontrasepsi hormonal, adcenokortikotrofik,
kortikosteroid, simpatomimetik amin (efedrin, feniletrin, fenilpropanolamin,
ametamin), kokain, siklosporin dan ariropoitein.
·
Hypertensi renal dapat berupa :
-
Hypertensi Renovaskuler
Yakni hypertensi akibat
lesi pada arteri ginjal, sehingga menyebabkan hypertensi ginjal.
·
Hypertensi endokrin terjadi misalnya akibat
kelainan korteks adrenal,tumor di medula adrenal (feokromositoma akromegali,
hypotiroidisme, hypertiroidisme, hyperparatiroidisme).
·
Penyakit lain yang dapat menimbulkkan hypertensi
adalah :
Koarktasio aorta, kelainan neuorologik (tumor otak,
ensefalitais), stres akut (luka bakar, bedah), polisitemia
3.
PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit hypertensi menjadi kompleks dengan interaksi dari
berbagai variabel yang mungkin juga ada predisposisi genetik, mekanisme lain
yang dimungkinkan meliputi perubahan-perubahan berikut:
-
Ekskresi natrium dan air oleh ginjal
-
Kepekaan baroreseptor
-
Respon vaskuler
-
Sekresi renin
4.
MANIFESTASI KLINIS
Peninggian tekanan darah merupakan satu-satunya tanda pada hypertensi
primer dan tergantung pada tingginya tekanan darah.
·
Gejala yang timbul berbeda-beda antara lain :
-
Tanpa gejala.
-
Baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
organ seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.
-
Sakit kepala, epitaksis, pusing dan migren.
-
Cepat marah, telingia berngiang, sukar tidur, sesak
napas, rasa berat ditenggorokan , rasa mudah lelah, mata berkunang-kunang.
·
Gejala lain lain yang disebabkan oleh komplikasi
-
Gangguan penglihatan.
-
Gangguan neurologi.
-
Gagal jantung.
-
Gangguan fungsi ginjal (gagal ginjal)]
·
Gangguan serebral yang disebabkan oleh
hypertensi dapat berupa :
-
Kejang.
-
Gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang
berupa kelumpuhan.
-
Gangguan kesadaran bahkan sampai koma.
5.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
-
Stroke
-
Serangan jantung
-
Gagal jantung / Dekompensasi cordis
-
Gagal ginjal
6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-
Pemeriksaan tekanan darah
-
Pemeriksaan ophtalmoskopic, untuk mengetahui jumlah
pembuluh darah di retina.
-
Pemeriksaan EKG ditemui hypertropi cardiac
-
Pemeriksaan urine, ditemukan proteinuri
-
Pemeriksaan darah lengkap, untuk analisa kadar Na, Ca dan
Mg
-
Pemeriksaan rontgen photo untuk melihat ukuran jantung
7.
PENGOBATAN
a. Pengendalian tekanan darah
·
Diuretik : menurunkan ekstra seluler dan plasma èpenurunan curah jantung.
-
Hc + 25 – 25 mg : 1-2 x perhari
-
Klortalidon 25-100 mg tiap hari èakan
menurunlkan tahanan
-
Furasemid 40 mg tiap hari , perifer.
-
Asam etkrenik dosis awal 50 mg tiap hari
-
Aldakton 50-100 mg ; 1-2 x tiap hari
-
Triamtren 50-100 mg ; 2 x tiap hari
-
Reserpin
·
Beta –Bloker èpenurunan curah jantung
dan penekanan sekresi renin
-
Larut dalam lemak : asebutol, alprenol, metropolol,
oksprenol, pindoid, Propanol,
tromolol.
-
Larut dalam air dan dieliminasi melalui ginjal :
atenol, nadolo, proktolol, sotalol.
·
Vasodilator
-
Hidralizin : 10-25 mg tiap hari
-
Minoksidil : 2,5-25 mg tiap hari
·
Penghambat enzim konversi angiotensin
-
Captropil 12,5 mg : 2 x tiap hari
b. Pengelolaan faktor resiko
·
Pengendalian berat badan ideal
-
Penurunan berat badan dalam waktu singkat biasanya
disertai penurunan tekanan darah
-

BB 11,7 kg è TD 20,7 – 12,7 mmHg
-

standart umum BB 1 kg è TD 25/15 mmHg
·
Pengaturan diit
-
Diit rendah garam
·
Menghentikan rokok
·
Latihan fisik teratur
·
Mengurangi stress
8.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A.
Aktifitas / istirahat
DS :
-
Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
DO :
-
Frekwensi jantung medningkat
-
Perubahan irama jantung
-
Takipnea
B.
Sirkulasi
DS :
-
Riwayat hypertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koronewr/ katup dan riwayat serebrovaskuler
-
Episode palpitasi, perspirasi.
DO :
-
Kenaikan tekanan darah (pengukluran serial dari
kenaikan tekanan darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis)
-
Hypertensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen
obat)
-
Nadi : Denyut jelas dari karotis, juguralis, radialis.
-
Frekwensi/ irama : Takikardi berbagai disritmia
-
Bunyi jantung : Terdengar S2
pada dasar, S3 (CHF dini), S4 (pengerasan ventrikel
kiri/ hipertropi ventrikel kiri)
-
Desiran vaskuler terdengar diatas karotis femoralis
atau epigastrum (stenosis arteri)
-
DVJ (distensi vena jugularis)/ kongesti vena.
-
Ekstremitas = perubahan warna kulit, suhu dingin
(vasokontriksi perifer); pengisian kapiler mungkin lambat/ tertunda
(vasokontriksi).
-
Kulit = pucat, sianosis dan diaferosis (kongesti,
hipoksemia); kemerahan (feokromositoma).
C.
Integritas ego
DS
:
-
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
eufaria, atau magg kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
-
Faktor-faktor stres multipel (hubungan, keuangan yang
berkaitan dengan pekerjaan)
DO
:
-
Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kotinu
perhatian, tangisan yang meledak).
-
Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya
sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
D.
Eliminasi
DS
:
-
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti
infeksi/ obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu)
E.
Makanan/ cairan
DS
:
-
Makanan yang disukai, yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak, kolesterol. (seperti : makanan yang digoreng, keju, dan telur);
gula-gula yang berwarna hitam : kandungan tinggi kalori.
-
Mual, muntah
-
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/
menurun).
-
Riwayat penggunaan diretik.
DO
:
-
Berat badan normal atau obesitas.
-
Adanya oedema (mungkin umum atau tertentu); kongesti
vena, DVJ, glikosuria.
F.
Neurosensori
DS
:
-
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk
atau istirahat)
DO
:
-
Perubahan mental.
-
Kelemahan.
G.
Nyeri/
ketidaknyamanan
DS
:
-
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat/ tidak
berhubungan dengan aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin.
-
Lokasi : tipikal pada gigi anterior, substernal,
prekordia ; dapat menyebar ketangan, rahang, wajah.
-
Nyeri pada epigastrum, siku, rahang, abdumen, punggung
dan leher.
DO
:
-
Menarik diri, kehilangan kontak mata.
-
Respon otomatik : perubahan frekwensi/ irama jantung,
tekanan darah, pernapasan, warnakulit/ kelembaban dan kesadarn.
H. Pernapasan
DS
:
-
Dispnea dengan/ tanpa kerja, dispnea natural
-
Batuk dengan/ tanpa produksi sputum.
-
Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.
DO
:
-
Peningkatan frekwensi pernapasan, napas sesak/ kuat.
-
Pucat dan sianosis.
-
Bunyi napas : bersih atau krekels/ mengi.
Komentar